"Roma tidak dibangun dalam sehari. Langkah besar selalu diawali dengan tapak langkah kecil. Sebuah pemikiran dan cita-cita agung, kadang berasal dari sebuah kata atau impian sederhana. Kadang pula sebuah catatan, memiliki nilai berharga ketimbang monumen atau istana, dan setiap orang mampu untuk menciptakannya."

Senin, 26 Mei 2008

DARMA BAKTI

Melihat polisi berdiri dipersimpangan jalan adalah hal biasa. Entah, saat cuaca panas atau hujan deras. Ataupun udara yg memang kurang bersahabat. Debu dan asap polutan, menikam ganas. Kadang mengoyak tenggorokan. Mungkin menghujam sampai ke aveoli paru-paru.

Mereka yg tegap berdiri di atas jalan raya. Wajahnya mulai kusam, mata kuyu. Luar biasa pengabdiannya. Apakah sekedar demi tugas rutinitas? Ataukah demi negeri yg makin semerawut ini? Pagi, siang, kadang sampai malam masih saja di jalan. Keluarga, anak-istrinya pasti dengan penuh rindu menanti dirumah. Keintiman itu mungkin yg menjadi alasannya untuk tetap semangat mengemban tugas. Tanggung jawabnya kepada keluarga tercinta. Masa depan anak-anaknya.

“Everything has been figured out, except how to live” (Jean-Paul Sartre). Segalanya memang bisa diperhatikan dengan jelas. Namun bagaimana hidup & menjalani hidup, bukan perkara mudah. Sulit diterka. Hanya bisa dilalui dengan sabar dan optimis. Mungkin banyak orang menilai profesi ini dari sisi negatif saja. Tapi rasanya jadi kurang adil dan bijaksana. Mereka memiliki pengabdian yg berharga. Mereka juga memiliki kehidupan seperti manusia pada umumnya.

Minggu, 25 Mei 2008

Tulus

Man condemned to be free (Sartre), tampak berlaku juga dalam hal memilih cinta. Cinta seperti apa atau yg bagaimana. Lucu. Seakan cinta itu punya banyak bentuk. Kotak, segitiga, lingkaran, atau bahkan tak beraturan. Serunya, ternyata kisahnya pun melahirkan banyak karya sastra. Sebut saja Laila Majnun, Sam Pek Eng Tai, Romeo and Juliette, sampai Siti Nurbaya. Romantis, manis, tragis, juga memilukan. Cinta itu bisa tumbuh dan ditumbuhkan. Cinta juga bisa datang tiba-tiba. Ada juga yg lahir dari pandangan pertama. Memilih, setiap orang bebas memilih. Setiap pribadi memiliki perasaan masing-masing. Memiliki keinginan, cara, dan alasan dibalik keputusannya.

Terkadang banyak cinta bertepuk sebelah tangan. Sering kali pula kandas ditengah jalan. Ini sebuah konsekuensi bagi sebuah pilihan. Kebebasan yg dimiliki untuk memilih selalu didampingi dengan tanggung jawab. Satu dengan lainnya melekat dan melengkapi. Tanggung jawab pada perasaan sendiri, pada cara pandang lingkungan. Kebebasan yg pada hakikatnya adalah terikat. Sebab semua punya hubungan. Sadar atau tidak. Pribadi membutuhkan pribadi yg lain. Memilih cinta adalah bagian dari kebebasan. Dalam kebebasan itu, ada satu kata pengikat. Para pencinta biasa menyebutnya sebagai "ketulusan."

Rabu, 14 Mei 2008

SANG PENGUASA

Primus interpares, dia yg kuat adalah yg utama. Penguasa bagi kelompok atau suku pada masa pra-sejarah. Sepertinya masih berlaku, atau bisa jadi akan terus berlaku sepanjang zaman. Seperti bayang-bayang yg tidak bisa dipisahkan dari wujud aslinya. Sebut saja Demokrasi, sebagai "dewa baru" begitu populer dielu-kan namanya. Bagaimanapun kekuasaan mayoritas adalah penentu suatu kebijakan. Penguasa bukan lagi perorangan namun kelompok/golongan, bisa juga sebuah gabungan atau koalisi.

Vitality and Virtue, Kekuatan dan moral bagi penguasa sepertinya penting untuk dimiliki. Sebuah kekuatan tanpa moral/nurani bisa jadi kebablasan menuju penguasa anarkhi. Sebaliknya moral tanpa kekuatan, hanya sebilah pisau tumpul yg disfungsi. Meski itu terbuat dari besi. Apapun bentuk kekuasaan, tanpa kekuatan dan moral, cepat atau lambat dengan mudah akan luluh.

Plato menulis bahwa penguasa semestinya dimiliki seorang yg mengerti moral, para filosof, atau pecinta kebijaksanaan. Sementara Machiavelli menuliskan penguasa itu dimiliki orang yg kuat bagai singa (lion) dan licik bagai rubah (fox).

Penguasa adalah sebagian orang yg dipercayakan menjadi pemimpin dan panutan. Apakah itu status yg diraih (achieved) melalui pemilihan/proses demokrasi, ataukah status yg diberi (ascribed) melalui tahta/kerajaan, unsur kekuatan dan moral layak dimiliki. Apakah ini hanya sebuah idealisme atau cita-cita semata? Jawabnya hanya ada jika para penguasa bisa merealisasikannya.

Selasa, 13 Mei 2008

Inklusif

Keseluruhan rasa dan sikap merupakan terjemahan sederhana dari inklusif. Sementara lawannya adalah eksklusif. Biasa dipahami sebagai keter-elit-an, terbatas pada sebagian saja. Eksklusifitas kadang menampilkan bentuk yg agung, gemerlap, sakral dan utama. Namun seringkali sedikit atau kurang mendapat simpati, kurang populer, bahkan bisa ditinggalkan. Sebaliknya inklusifitas memiliki daya popularitas tinggi karena kebersamaannya yang membumi dan totalitas.

Jiwa inklusif sepertinya sangat diperlukan, mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan. Berusaha mengerti rasa dan suasana zaman. Bukan berarti menguasai banyak bidang, tetapi dapat membuka diri disetiap lini. Bukan pula menjadi bunglon dengan kamuflase dan metamorfosanya. Bukan pula srigala dengan bulu dombanya. Bukan seperti itu. Justru mampu menciptakan terobosan-terobosan baru, pandai beradaptasi. Meninggalkan cara-cara lama yg tidak lagi tepat guna. Sedia berkecimpung bahkan nyemplung mengikuti arus baru. Bahkan kreatifitas akan mendapat banyak tantangan. Memikat dan efektif.

Inklusif bisa berlaku di rimba belantara mana saja. Apakah itu dalam bisnis, politik, maupun kebudayaan. Sebagai pribadi yg ada di dalamnya, bisa secara sadar menumbuhkan jiwa inklusif-nya. Apakah akan terbukti sebagai "surviver?" Jawabannya hanya ada jika setiap pribadi mau melakukannya.

Selasa, 06 Mei 2008

Modern

Modernisasi tidak sama dengan "pembaratan" atau westernisasi. Modernisasi adalah bentuk perubahan pembaruan dan biasanya ditandai dengan peningkatan pemanfaatan teknologi dan perkembangan industri. Sementara pembaratan adalah transformasi budaya, perilaku, maupun gaya hidup masyarakat barat ke wilayah nonbarat. Wilayah barat? penamaan timur atau barat pun masih terdengar rancu. Tergantung dari arah mana memandangnya.

Giddens coba merumuskan struktur baru masyarakat modern, antara lain hidup melajang, orang tua tunggal, dan tinggal satu atap tanpa ikatan. Apakah beberapa ciri baru masyarakat modern yg ter-generalisasi ini menemui keakuratan? Jawabannya ada didalam masyarakat itu sendiri. Apakah juga masih ada nilai2 moral dan etika tersisa disana? Apa justru masyarakat modern sedang kembali kepada pola lama struktur masyarakat purba. Saat manusia kembali mencari "penciptanya" demi untuk ketenangan jiwa, saat manusia bersahabat dekat dengan alam sekitarnya.

Modernisasi telah membawa banyak perubahan, se-ekstrim apapun perubahan itu, sulit rasanya jika harus meninggalkan sifat dasar manusia yg melekat dalam dirinya. Manusia tidak melepas kan diri dari alam dan akan mencari siapa penciptanya.

DARI PERANG TROYA

Meski berulang kali ditayangkan dilayar kaca, film dengan judul "TROY" dengan pemeran utama Brad Pitt tetap menarik ditonton. Tokoh Achilles begitu apik dilakoninya. Achilles seorang perwira perang "myrmidon" (begitu dia menamakan pasukannya yg berpakaian serba hitam) memiliki keberanian dan keahlian perang yg mumpuni. Achilles seorang perwira yg sadar akan keberadaannya dan wajar saja dia merasa dijadikan alat pemuas nafsu kejayaan Raja Sparta "Agamemnon" yg ingin memperluas jajahan termasuk ke Negeri Troya. Tokoh yg namanya juga abadi adalah Odyseus, Raja Itacha yg bijaksana dan cerdas dan kisah perjalanannya diabadikan penulis sejarah yunani "Homer" dalam kitab Iliad & Odysei. Ia begitu dihormati Achilles, karena kebijaksanaan dan kecerdasannya, hingga Achilles pun mau ikut dalam perang Troya. Kata-kata Odyseus kepada Achilles,"kita bukan berperang demi Agamemnon, tapi kita berperang demi kehormatan Yunani," Odyseus juga berkata "Dengan melayani maka kita akan bisa memimpin," kata-katanya lagi "Ini adalah peperangan besar dan akan selalu diingat, begitu juga pahlawan yg ikut didalamnya."

Achilles seorang pemimpin pasukan myrmidon, dapat menguasai Troya bersama Odyseus yg cerdik dengan membuat persembahan patung kuda dari kayu bagi Dewa Poseidon yg dihormati negeri Troya. Patung kuda yg didalamnya disi para tentara akhirnya bisa masuk ke dalam kota dan menaklukan negeri Troya. Istilah "Kuda Troya" pun dikemudian hari menjadi istilah baku dalam kamus politik sebagai bentuk kelihaian menusuk jantung pertahanan lawan dengan memanfaatkan pihak ketiga.

Cerita perang Troya memang menarik dan menyajikan banyak nilai2 didalamnya begitu pula tokoh-tokoh yg menang perang maupun kalah perang. Achilles tewas sebagai perwira agung dan tercatat dilembar sejarah pahlawan bangsa Yunani. Dunia kedokteran pun ikut mengabadikan namanya dengan menamakan urat syaraf ditulang rawan betis kaki sebagai "serat Achilles." Ia tewas setelah terpanah kakinya oleh Paris (adik Pangeran Hector dari Troya).

Achilles, Odyseus, atau Agamemnon bisa jadi ada dimana-mana. Tentu bukan dalam arti sesungguhnya. Sebuah keagungan bisa dimiliki setiap orang. Tidak juga harus menjadi pembesar, perwira atau raja. Sebab keagungan itu sudah ada di dalam hati. Menunggu si pemiliknya untuk menjadi "sesuatu."

Senin, 05 Mei 2008

SEBUAH KEBUN

Seru juga memperhatikan beragam orang dengan feel beda-beda, dari yg hitam sampe putih. Model gothic, victorian, freak, punk. Bahkan sampai ke satanic version, beserta lambangnya "pentagram" yg kadang terlihat pada anak2 band bersama music heavy metal. Sebaliknya model frisky, cerah ceria, flower generation, hingga rastamania, atau juga gaya religi sufistik memiliki icon masing-masing. Semua ibarat kebun bunga penuh warna. Serunya lagi, feel seperti itu bisa diterjemahkan dalam realita sehari-hari. Feel tadi mengandeng gaya/style, pecinta gothic misalnya suka dengan warna hitam gelap, buat rasta mania mampu bela-belain 4-6 jam bikin rambut gimbal, begitu pun flower generation suka warna-warni gipsy.

Bila bisa dikumpulkan bareng, pasti bakal seru dan rame. Feel dan style yg berbeda-beda tadi ibarat kebun. Kebun bunga. Lebih seru lagi kalo di dalam kebun itu bisa saling memahami hidup berdampingan dengan damai. Dunia udah mulai panas, siapa lagi yg bisa melestarikannya, kalau bukan para penghuninya.

berikan komentar untuk tulisan di atas, klik icon 'komentar kamu' dan beri 'nilai.'


Kutipan para eksistensialis

  • “The Ego is partly free. partly determined, and reaches fuller freedom by approaching the Individual who is most free: God.” (Muhammad Iqbal)
  • “Man is condemned to be free; because once thrown into the world, he is responsible for everything he does.” (Jean-Paul Sartre)
  • “Except our own thoughts, there is nothing absolutely in our power.” (Rene Descartes)
  • “Life has its own hidden forces which you can only discover by living.” (Soren Kierkegaard)
  • “Most people do not really want freedom, because freedom involves responsibility, and most people are frightened of responsibility.” (Sigmund Freud)