Primus interpares, dia yg kuat adalah yg utama. Penguasa bagi kelompok atau suku pada masa pra-sejarah. Sepertinya masih berlaku, atau bisa jadi akan terus berlaku sepanjang zaman. Seperti bayang-bayang yg tidak bisa dipisahkan dari wujud aslinya. Sebut saja Demokrasi, sebagai "dewa baru" begitu populer dielu-kan namanya. Bagaimanapun kekuasaan mayoritas adalah penentu suatu kebijakan. Penguasa bukan lagi perorangan namun kelompok/golongan, bisa juga sebuah gabungan atau koalisi.
Vitality and Virtue, Kekuatan dan moral bagi penguasa sepertinya penting untuk dimiliki. Sebuah kekuatan tanpa moral/nurani bisa jadi kebablasan menuju penguasa anarkhi. Sebaliknya moral tanpa kekuatan, hanya sebilah pisau tumpul yg disfungsi. Meski itu terbuat dari besi. Apapun bentuk kekuasaan, tanpa kekuatan dan moral, cepat atau lambat dengan mudah akan luluh.
Plato menulis bahwa penguasa semestinya dimiliki seorang yg mengerti moral, para filosof, atau pecinta kebijaksanaan. Sementara Machiavelli menuliskan penguasa itu dimiliki orang yg kuat bagai singa (lion) dan licik bagai rubah (fox).
Penguasa adalah sebagian orang yg dipercayakan menjadi pemimpin dan panutan. Apakah itu status yg diraih (achieved) melalui pemilihan/proses demokrasi, ataukah status yg diberi (ascribed) melalui tahta/kerajaan, unsur kekuatan dan moral layak dimiliki. Apakah ini hanya sebuah idealisme atau cita-cita semata? Jawabnya hanya ada jika para penguasa bisa merealisasikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
para komentator dipersilakan masuk dan jangan lupa sertakan nama anda dibawah tulisan komen anda setelah selesai.makasi sebelumnya.