"Roma tidak dibangun dalam sehari. Langkah besar selalu diawali dengan tapak langkah kecil. Sebuah pemikiran dan cita-cita agung, kadang berasal dari sebuah kata atau impian sederhana. Kadang pula sebuah catatan, memiliki nilai berharga ketimbang monumen atau istana, dan setiap orang mampu untuk menciptakannya."

Selasa, 28 September 2010

ANTIKRITIK

Karena setiap orang tidak selalu benar dan tidak selalu salah, sebuah kritik/koreksi menjadi penting artinya bagi eksistensi seseorang. Meski bagi sebagian orang, seringkali kritik dipandang sebagai labeling akan 'kelemahan.' Padahal kalau disadari lebih dalam, justru pengetahuan akan kelemahan adalah kunci bagi pengembangan diri. Bahkan ada orang menilai bahwa kawan terdekat adalah 'lawan tangguh' yg selalu mencari-cari kelemahan. Sehingga memicu diri untuk selalu 'membuka mata' mengetahui titik-titik kelemahan untuk dapat diperbaiki. Tetapi tidak perlu seperti demikian, yaitu mencari musuh/lawan. Cukup dengan membuka diri untuk tidak bersikap 'antikritik.' Biarkan saja komentar, koreksi, atau saran itu mengalir secara deras. Bongkar setiap kran/katup keangkuhan dan egoisme negatif. Lantas dirikan sebuah wadah/penampungan tempat arus kritik itu bisa leluasa masuk. Disisinya dirikan tempat pengolahan kritik, agar dapat dijadikan bahan bakar pembangkit kesadaran dan perbaikan diri.


Memang bukan perkara mudah, sebuah kritik pastinya menganggu image/citra seseorang. Apalagi sudah dianggap mengusik akan 'harga diri/pride', sudah tentu akan memicu kemarahan. Bagi mereka yg ingin menjadi 'orang besar,' marah karena kritik haruslah dihindari. Karena sebaliknya kemarahan itu justru menjadi 'klaim' akan kelemahannya sendiri. Kalau pun kemarahan itu tidak dapat dihindari, jangan diperlihatkan dihadapan banyak orang. Jadikan marah itu api yg membakar semangat akan usaha-usaha perbaikan. Sebab tidak bijak menganggap diri paling baik, paling pandai, atau paling berkuasa. Pasti akan ada orang lain di sana yg bisa jadi jauh lebih berkualitas. Karenanya, perbaikan adalah suatu keniscayaan bagi setiap pribadi yg ingin menjadi atau belajar jadi ’orang besar.’ Pertanyaan sisipannya adalah untuk apa jadi ’orang besar’? Sederhana saja, karena ’sebaik-baik manusia adalah yg bermanfaat bagi manusia lain.’ Artinya bagi setiap pribadi pemilik jiwa ’perubahan’ dan terusik akan bentuk ’ketidakadilan,pelecehan,penindasan, dan kesewenang-wenangan,’ sudah patut bagi mereka menjadi ’orang besar.’


Sebaik-baik kritik datang dari diri sendiri, biasanya disebut sebagai otokritik. Tetapi kebanyakan orang seringkali lupa untuk melakukan introspeksi. Padahal seringkali terdengar istilah ’evaluasi,’ dalam suatu kegiatan, misalnya. Perihal evaluasi pun secara substansi adalah bagian dari introspeksi/otokritik. Terkadang pula sebuah otokritik sulit dilakukan, maka terbuka akan kritik dari luar perlu adanya. Sebuah nasihat juga bagian dari kritik, kalau boleh memberikan istilah, nasihat/teguran sebut saja sebagai ’soft-critics.’ Selanjutnya kritik eksternal itu bisa datang darimana saja, bisa dari teman, keluarga, atasan, bawahan, presiden, rakyat jelata, suami, ataupun istri, jangan sungkan untuk menerima kritik tersebut. Boleh jadi kritik itu merupakan bentuk perhatian seseorang kepada orang lain. Boleh jadi kritik itu merupakan bentuk harapan adanya perbaikan yg imbasnya adalah untuk perbaikan hidup banyak orang. Bahkan bisa jadi, kritik itu adalah bentuk ’penyelamatan’ dari kehinaan/keterpurukan seseorang kalau ia mau menyadarinya.


Kritik memang selalu mengusik, namun sikap antikritik justru akan mencabik diri sendiri. Kritik bisa dikelola secara baik, karena kritik sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kelemahan. Menolak kritik artinya menolak lingkungan. Lantas apa gunanya seseorang yg ditolak dalam lingkungannya? Bukankah ia sama seperti seekor ikan dalam kolam yg hidup tanpa air?

(290910)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

para komentator dipersilakan masuk dan jangan lupa sertakan nama anda dibawah tulisan komen anda setelah selesai.makasi sebelumnya.

berikan komentar untuk tulisan di atas, klik icon 'komentar kamu' dan beri 'nilai.'


Kutipan para eksistensialis

  • “The Ego is partly free. partly determined, and reaches fuller freedom by approaching the Individual who is most free: God.” (Muhammad Iqbal)
  • “Man is condemned to be free; because once thrown into the world, he is responsible for everything he does.” (Jean-Paul Sartre)
  • “Except our own thoughts, there is nothing absolutely in our power.” (Rene Descartes)
  • “Life has its own hidden forces which you can only discover by living.” (Soren Kierkegaard)
  • “Most people do not really want freedom, because freedom involves responsibility, and most people are frightened of responsibility.” (Sigmund Freud)