"Roma tidak dibangun dalam sehari. Langkah besar selalu diawali dengan tapak langkah kecil. Sebuah pemikiran dan cita-cita agung, kadang berasal dari sebuah kata atau impian sederhana. Kadang pula sebuah catatan, memiliki nilai berharga ketimbang monumen atau istana, dan setiap orang mampu untuk menciptakannya."

Rabu, 24 Maret 2010

EKSTRA-KURIKULER

Berikut ini, sebuah deskripsi sederhana perihal organisasi di Sekolah Menengah Atas. Cukup menarik untuk kembali diselami. Seperti pada umumnya, setiap organisasi memiliki Anggaran Dasar(AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Mengapa demikian? Karena AD dan ART merupakan rangka dasar dari bangunan sebuah organisasi. Dengan adanya AD, maka organisasi akan memiliki bentuk/sifat/ciri, memiliki misi/pencapaian, dan memiliki visi/arah pandang. Sementara ART, memuat tata aturan/mekanisme dari tugas,peran,fungsi,wewenang,hak,juga kewajiban, bagi setiap komponen di dalamnya, dari pengurus sampai keanggotaan.

Begitu banyak jenis organisasi dilingkungan SMA, sebut saja seperti OSIS, Paskibra, Kelompok Ilmiah Remaja, Kerohanian, Pramuka, Palang Merah Remaja, atau juga ada Keolahragaan, Pecinta Alam, Musik/Paduan suara, Bela diri, Drama/Teater, Majalah Dinding/Photografi, dan masih banyak lagi. Setiap organisasi tidak hanya memiliki AD dan ART, namun memiliki susunan kepengurusan. Secara hirarki, pucuk kepengurusan ada pada Ketua dan Wakil Ketua. Pada sebagian organisasi posisi Wakil Ketua, diganti menjadi Ketua I, Ketua II, Ketua III, dsb, dengan spesifikasi tugas masing-masing. Sementara Ketuanya sendiri, disebut sebagai Ketua Umum. Susunan dibawah Ketua dan Wakil Ketua adalah para pengurus harian, ada Sekretaris, Bendahara, dan Kepala-Kepala Divisi/Sie/Bidang (sebagian menyebut koordinator). Selain pengurus, organisasi memiliki keanggotaan, yaitu kumpulan orang yg aktif turut serta dalam setiap kegiatan organisasi. Setiap anggota memiliki hak menjadi pengurus melalui mekanisme pemilihan dari masing-masing organisasi. Tentu saja bagi mereka yg memiliki kompetensi, tekad, prestasi, serta totalitas, cenderung lebih unggul untuk dapat dipilih menjadi pengurus.

Kepengurusan dapat diidentifikasi, sesuai peran dan kewenangan. Seperti seorang Ketua/Ketua Umum, ia memiliki kedudukan tertinggi dalam kepengurusan organisasi. Seseorang yg bisa duduk disana biasanya orang populer dan mumpuni, tidak hanya dari segi pengalaman, tapi juga punya pengaruh bagi lingkungannya. Karena tanggung jawabnya begitu besar, maka kewenangannya pun besar dalam pengambilan keputusan. Biasanya seorang Ketua memiliki fungsi eksternal, yaitu bagaimana membangun kerjasama dengan organisasi lain/pihak luar, memberi kesan/citra positif organisasi, dan tidak jarang seorang Ketua juga dianggap menjadi simbol dan panutan bagi para anggotanya.

Seorang Wakil Ketua, adalah orang nomor dua dalam hirarki organisasi. Wakil Ketua juga memiliki kewenangan yg besar, karena bisa menggantikan Ketua jika berhalangan. Meski sebagai orang nomor dua, bukan berarti wakil ketua kalah populer atau kurang terpandang, justru Wakil Ketua adalah orang pertama yang bisa mem-back up Ketua dalam segala hal, bahkan saran dan ide-nya menjadi pertimbangan pertama bagi keputusan Ketua. Biasanya Wakil Ketua memiliki fungsi internal, yaitu mengkontrol aktifitas kepengurusan. Wakil Ketua harus tahu kendala yang dihadapi dari setiap Kepala Divisi. Wakil Ketua juga perlu menyerap aspirasi dari para anggotanya. Wakil Ketua harus tahu dibagian mana perlu ada perbaikan personil, pengurus mana yang mengalami kejenuhan, pengurus mana yang surut kinerjanya, pengurus mana yang berprestasi, pengurus mana yang butuh advokasi dan atensi. Bahkan seorang Wakil Ketua harus mampu menangkap psikis organisasi. Apabila anggotanya sudah mulai jarang datang dalam kegiatan, perlu dicari akar permasalahannya. Wakil Ketua adalah pemimpin yang mampu dekat dengan para pengurus dan anggotanya.

Kemudian Sekretaris dan Bendahara, mereka juga bagian utama dari kepengurusan. Seorang Sekretaris memegang dokumen penting sebuah organisasi, memiliki otoritas terhadap legalitas dari semua bentuk surat dan proposal organisasi. Tidak heran jika seorang sekretaris saja yang berhak memegang stempel organisasi. Segala macam surat resmi organisasi harus dibubuhi stempel tersebut. Selanjutnya, seorang Bendahara, ialah orang yang memegang kewenangan keuangan organisasi, baik itu berasal dari donatur, subsidi sekolah, maupun iuran anggota. Semua pemasukan dan pengeluaran keuangan adalah tanggung jawab dari Bendahara. Bahkan Bendahara yang baik, dapat mengelola kas organisasi secara tepat guna, jujur, dan transparan. Bendahara pun harus bisa mencari solusi (kreatif) dalam penggunaan dana disetiap kegiatan, sehingga kegiatan organisasi bisa berjalan tanpa terhambat masalah keuangan.

Pengurus berikutnya adalah para Kepala Divisi, mereka adalah orang-orang yang punya keahlian dalam bidang masing-masing. Kadiv Kaderisasi, adalah orang yang karismatik, supel, dan paham manajemen organisasi, sebab darinya akan terbentuk calon-calon pengurus/kader baru dari anggota muda yang akan menjadi pengurus dikemudian hari. Kadiv Humas, ia tidak hanya pandai berbicara/orasi dihadapan banyak orang, tapi juga bisa menjalin relasi dengan pihak di luar organisasi, pandai berdiplomasi dengan pihak di luar organisasi. Kadiv Peralatan, ia merupakan orang yang memahami masalah teknis, orang yang detil dan rapi, menjaga peralatan supaya terawat dengan baik agar dapat digunakan secara maksimal dalam setiap kegiatan. Kadiv Media/Penerbitan, ia sebagai orang yang informatif dan kreatif, harus dapat memastikan bahwa semua pengurus dan anggota memperoleh informasi mengenai perkembangan organisasi secara internal maupun eksternal. Masih banyak lagi Kepala Divisi lain, tentu saja sesuai dengan kebutuhan organisasi masing-masing, seperti Kadiv Keputrian, Kadiv Dana Usaha, dsb.

Pengurus dan anggota organisasi adalah komponen yang terikat dalam satu sistem. Para pengurus memiliki tanggung jawab sebagai leaders untuk menjaga perjalanan organisasi sesuai AD dan ART-nya. Tidak bisa dalam sebuah organisasi, pengurusnya berjalan sendiri-sendiri. Organisasi adalah sebuah badan (organ). Mereka memiliki keterikatan fungsi satu bagian dengan bagian lain. Kerjasama mutlak dimiliki. Organisasi yang baik tidak bergantung satu atau dua orang saja, yang biasa disebut sebagai "superman." Sebaliknya organisasi yang baik, tentunya dengan kaderisasi yang baik, justru memiliki banyak superman. Mereka semua menjadi "superteam." Sehingga pengurus harus memiliki kesamaan visi dan misi. Para pengurus pun wajib memperhatikan aspirasi dari anggotanya (followers), sebab tanpa itu organisasi tidak akan tumbuh dengan baik, dan akan mengurangi sense of belonging. Demikian juga, kalau salah seorang anggota atau pengurusnya bermasalah, maka permasalahan itu menjadi permasalahan bersama. Karena seorang anggota atau seorang pengurus menjadi cerminan dari organisasi secara keseluruhan. Atas alasan itu pula, setiap permasalahan yang muncul, baik dari anggota atau dari pengurus, harus segera diselesaikan dengan baik dan bijaksana. Apabila dibiarkan, justru dapat merugikan kredibilitas organisasi, bahkan bisa merusak organisasi. Satu masalah yang tidak segera diselesaikan, akan memunculkan masalah baru, seperti bola salju, terus menggelinding dan membesar. Organisasi yang membiarkan masalahnya membesar dan terus membesar adalah organisasi yang rapuh dan keropos. Perbaikan harus segera dilakukan, dan para pengurus harus berani mengambil tindakan, bukan hanya pada tingkat Kepala Divisinya saja, tapi juga pada tingkat atas, yaitu Ketua dan Wakil Ketua.

Organisasi dalam lingkup SMA, hanya sempel sederhana dari bentuk organisasi yang lebih besar lainnya di luar sana. Lingkup organisasi SMA terasa lebih murni untuk bisa diselami sebagai dasar pemahaman akan berorganisasi, lebih murni dalam memahami antara leaders dan followers. Organisasi dalam lingkup SMA, adalah wadah bagi setiap pribadi melangkah ke tahap pendewasaan, tahap eksistensi dan aktualisasi diri. Organisasi dalam lingkup SMA belum bercampur dengan konflik politik atau konflik kepentingan yang haus akan kekuasaan. Maka tidak ada salahnya kalau setiap pribadi secara lapang dada dapat kembali menyelami perihal organisasinya di masa SMA, dimana setiap orang ingin menjadi yang terbaik, ketika setiap orang belajar untuk jadi seorang pemimpin yang baik.

(250310)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

para komentator dipersilakan masuk dan jangan lupa sertakan nama anda dibawah tulisan komen anda setelah selesai.makasi sebelumnya.

berikan komentar untuk tulisan di atas, klik icon 'komentar kamu' dan beri 'nilai.'


Kutipan para eksistensialis

  • “The Ego is partly free. partly determined, and reaches fuller freedom by approaching the Individual who is most free: God.” (Muhammad Iqbal)
  • “Man is condemned to be free; because once thrown into the world, he is responsible for everything he does.” (Jean-Paul Sartre)
  • “Except our own thoughts, there is nothing absolutely in our power.” (Rene Descartes)
  • “Life has its own hidden forces which you can only discover by living.” (Soren Kierkegaard)
  • “Most people do not really want freedom, because freedom involves responsibility, and most people are frightened of responsibility.” (Sigmund Freud)