Banyak kata untuk mendeskripsikan sosok pribadi tangguh, tahan banting, punya komitmen. Sebut saja semua itu dengan kegigihan. Setiap orang hidup dalam lingkungan dan suasana zaman masing-masing. Permasalahan selalu saja datang. Seperti "Sisipus" yg mendorong batu ke atas bukit. Sesampainya batu itu di atas lantas jatuh mengelinding ke tanah. Sisipus mendorongnya lagi, lagi, dan lagi. Terus saja begitu.
Kegigihan adalah kemampuan setiap orang. Bekal potensi mengarungi samudera hidup. Cemoohan, merasa tersisih, muak, atau risih dengan lingkungan sekitar adalah wajar. Namun tantangannya apakah bisa setiap pribadi mengolah emosinya. "Kenalilah dirimu" begitu Socrates berucap. Mungkin itu pula bisa menjadi salah satu jawaban. Saat lingkungan bersebrangan atau tidak sepaham dengan pribadi. Saat yg sama justru pribadi itu dapat dengan jelas mengenali dirinya sendiri. Menjadi ikan di laut, bukan berarti menjadi asin seperti air laut.
Gigih, memang tidak datang dengan tiba-tiba, kadang perlu waktu, perlu training, bertahap, dan berkelanjutan. Menjadi pribadi positif, dengan pikiran positif, juga perilaku positif, adalah kegigihan. Biarkan lingkungan menghardik, mengejek, membuat gosip buruk, mengadu domba, memfitnah, tetapi gigih untuk menjadi pribadi positif tidak akan pernah rugi. Sisipus tidak akan pernah ada, jika dia tidak pernah mendorong batu. Setiap pribadi tidak akan pernah bisa meminta lingkungan menjadi apa yg diinginkannya. Tapi setiap pribadi yg gigih punya api bagai bintang. Dalam langit malam kelam, ia mengundang mata memandang. Kecil namun terus bersinar terang.
capek jadi sisipus.
BalasHapus