"Roma tidak dibangun dalam sehari. Langkah besar selalu diawali dengan tapak langkah kecil. Sebuah pemikiran dan cita-cita agung, kadang berasal dari sebuah kata atau impian sederhana. Kadang pula sebuah catatan, memiliki nilai berharga ketimbang monumen atau istana, dan setiap orang mampu untuk menciptakannya."

Rabu, 29 Oktober 2008

MENULIS

Ketika orang Mongol menguasai Baghdad, mereka membumi hanguskan banyak karya-karya tulis, lantas menenggelamkannya di sungai. Baghdad sendiri saat itu merupakan simbol dari puncak kejayaan bagi kalangan Islam. Budaya menulis juga terdapat disetiap penjuru dunia, sebut saja Cina, begitu juga dengan Yunani dan Romawi. Filsuf, sastrawan, akademisi, bahkan kalangan aristokrat pun memiliki dan meninggalkan karya tulisnya.

Menulis adalah penting, menuangkan gagasan, ide, bahkan melukiskan peristiwa. Sebuah peradaban dinilai tinggi jika meninggalkan karya-karya tulis, bahkan bisa diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi. Setiap pribadi punya kemampuan untuk menulis, dalam bentuk apa pun. Membudayakan perilaku menulis punya banyak manfaat, salah satunya sebagai bahan ingatan, bahan introspeksi, bahan diskusi, bahan penyampaian kebaikan. Pun dalam perjalanannya, budaya menulis memang dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan propaganda dan agitasi. Hingga perang pemikiran tak dapat dihindarkan. Istilah, "pena lebih tajam dari pedang," ternyata memberi bukti bahwa tulisan mampu menjatuhkan kredibilitas atau nama baik seseorang. Tulisan mampu membunuh karakter seseorang.

Positif dan negatif dari karya tulis akan selalu ada. Etika dan moralitas pribadilah yang punya tanggung jawab mengendalikannya. Tulisan yang baik tentunya memberikan manfaat yang baik, mencerahkan banyak orang. Tidak ada kata terlambat untuk mulai menulis, dalam bentuk apapun. Catatan pribadi, artikel, maupun karya sastra. Mulailah untuk menulis, sebab memulainya berarti memulai untuk membangun sebuah peradaban.

Kamis, 23 Oktober 2008

POPULARITAS

Karya dan popularitas ialah dua kata berbeda namun berdekatan. Karya merupakan bentuk penjelmaan eksistensi pribadi dalam lingkungannya. Sementara popularitas adalah sebab dari penerimaan karya seseorang/kelompok di dalam lingkungannya yg lebih besar. Musik, film, tulisan, alat, bahkan konsep pemikiran/teori adalah contoh dari karya. Sebagian orang menyimpan hasil karya mereka, sebagian menyatakan diri bahwa karyanya untuk dinikmati sendiri. Namun setiap pribadi tidak pernah bisa menyangkal nalurinya untuk bisa eksis. Pengakuan diri, pengakuan tentang keberadaan pribadi seseorang/kelompok pada akhirnya butuh sebuah popularitas. Besar ataupun kecil, popularitas akan tetap membayangi sebuah karya, bahkan cepat atau lambat popularitas mutlak dibutuhkan.

Bagi pribadi/kelompok yang menginginkan kebesaran sebuah popularitas, mau tidak mau akan ditantang pada fenomena zaman. Ruang publik, lingkungan sekitar biasanya memiliki permintaan sendiri, tentu dengan selera mereka, "selera pasar." Maka sebuah karya dituntut kemudian untuk meng-kompromi-kan idealismenya lagi. Sebagian kalangan menganggap bahwa idealisme itu patut dipertahankan, mereka menganggap idealisme sebagai corak/bentuk yang justru mampu membedakan satu karakter dengan karakter lainnya. Hal tersebut adalah benar dan sah-sah saja. Namun sebuah karya patutnya juga mampu memberikan sumbangan nilai kebaikan bagi orang banyak. Dan jika landasan ini menjadi pondasi bagi setiap karya, maka idealisme dari sebuah karya pun "sangat" bisa di-bumi-kan. Idealisme yang lebih cair, bisa lebih deras mengalir, tanpa mengubah inti dari arus mata airnya. Diharapkan karya yang baik itu bersanding dengan popularitas yang baik juga.

berikan komentar untuk tulisan di atas, klik icon 'komentar kamu' dan beri 'nilai.'


Kutipan para eksistensialis

  • “The Ego is partly free. partly determined, and reaches fuller freedom by approaching the Individual who is most free: God.” (Muhammad Iqbal)
  • “Man is condemned to be free; because once thrown into the world, he is responsible for everything he does.” (Jean-Paul Sartre)
  • “Except our own thoughts, there is nothing absolutely in our power.” (Rene Descartes)
  • “Life has its own hidden forces which you can only discover by living.” (Soren Kierkegaard)
  • “Most people do not really want freedom, because freedom involves responsibility, and most people are frightened of responsibility.” (Sigmund Freud)